Namaku Perempuan. Hidup dalam lingkaran langit, bumi, dan semesta. Nafasku adalah asap yang mengudara di cerobong. Suaraku adalah denting gelas beradu.
Aku Perempuan. Tunduk pada nasib di tangan lelaki. Menuruti adat dan tradisi. Hati adalah teman sejati.
Kodratku bermain dibatasi dinding. Senyum menutup luka. Tegar menyelimuti duka. Tanpa harus melihatkan hati.
Tapi, aku adalah Perempuan. Aku mencintai matahari yang tiap pagi menyapaku. Aku menyayangi purnama dan bintang yang menemani malamku. Aku menghirup udara yang bermain di sekitarku.
Aku adalah Perempuan. Bebas berangan tentang langit. Bebas berlari menembus awan. Bebas bermain dengan abjad dan angka.
Dan, aku Perempuan. Perempuan yang mencintai daging dan darah. Perempuan yang mengasihi air dan tanah. Perempuan yang mencumbui angan dan harapan. Perempuan yang mau berbagi kehidupan. Perempuan yang menghidupkan kehidupan.
Perempuanku bukanlah dinding pembatasku dengan dunia. Perempuankulah jalanku menuju semesta. Menguasai semesta. Merengkuh cahaya.
Aku perempuan. Tak takut pada sengatan mentari. Tak takut sapuan badai. Aku adalah matahari. Aku adalah badai. Aku siap menantang dunia.
Aku perempuan. Aku berdiri di dua dunia. Duniaku. Langit dan bumi. Tradisi dan modernisasi. Kodrat dan harapan.
Lemahku adalah kekuatanku. Tekadku adalah bekalku. Menggapai langit. Menyentuh modernisasi. Menggenggam harapan.
Mandiriku adalah semangatku. Senyumku adalah perangkatku. Memeluk bumi. Menjunjung tradisi. Menjalani kodrat hakiki.
Aku perempuan. Perempuan tradisi. Perempuan masa kini. Keduanya membaur dalam raga. Keduanya bersatu dalam sukma.
Aku bangga jadi perempuan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar